
13 Januari 2025, Jakarta – Lokananta, yang berarti “gamelan dari surga” dalam kisah pewayangan Jawa, adalah studio musik pertama milik negara di Indonesia.
Berdiri sejak 1956, studio musik yang berada di Jalan Ahmad Yani Nomor 379, Kerten, Solo, Jawa Tengah ini awalnya bertugas memproduksi dan mendistribusikan materi siaran untuk Radio Republik Indonesia (RRI) dalam bentuk piringan hitam. Inisiatif ini dipelopori oleh R. Maladi, Kepala Jawatan RRI saat itu, dengan tujuan mengurangi dominasi lagu barat dalam siaran RRI.
Tepat pada tanggal 29 Oktober 1956 pukul 10 pagi waktu Jawa (sekarang Waktu Indonesia Bagian Barat), Lokananta resmi berdiri dengan nama lengkap Pabrik Piringan Hitam Lokananta Jawatan Radio Kementerian Penerangan Republik Indonesia di Surakarta.
Seiring waktu, Lokananta berkembang menjadi label rekaman yang mengkhususkan diri pada lagu daerah, pertunjukan kesenian, serta penerbitan buku dan majalah. Beberapa Musisi legendaris seperti Gesang, Sam Saimun, Waldjinah,Titiek Puspa, Didi Kempot hingga Glenn Fredly pernah menjadi bagian dari perjalanan Lokananta.
Selain itu, Lokananta menyimpan rekaman penting dalam sejarah Indonesia, termasuk sub-master pidato proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dan rekaman lagu kebangsaan “Indonesia Raya” versi instrumental gubahan Jos Cleber dengan tiga stanza.
Pada tahun 1985, Lokananta meresmikan studio seluas 14 x 31 meter yang memungkinkan rekaman live dengan akustik ruangan yang mumpuni. Namun, Seperti kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau. Studio rekaman Lokananta pernah mengalami masa sulit hingga statusnya tak memiliki induk untuk bernaung, hal ini terjadi setelah pembubaran Departemen Penerangan kala itu.
Tepat pada tahun 2004, Lokananta menjadi bagian dari Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI). Sesuai Keputusan Direksi Perum Percetakan Negara Republik Indonesia tanggal 14 Oktober, status Lokananta akhirnya mendapat kejelasan. Lokananta dilikuidasi dan sisa hasil likuidasi ditetapkan sebagai Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI).
Menginjak 2 dekade bergabungnya Lokananta menjadi bagian dari Perum PNRI, Setelah revitalisasi selama enam bulan, pada 3 Juni 2023, Menteri BUMN Erick Thohir meresmikan wajah baru Lokananta. Revitalisasi ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian BUMN melalui PT Danareksa (Persero) – PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PT PPA) dengan dukungan dari Pemerintah Kota Solo, menghidupkan kembali aset milik Perum PNRI.
Kini, Lokananta tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan musik Indonesia, tetapi juga pusat kreatif dan komersial untuk musik dan UMKM, memastikan warisan budaya ini tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang.
Selain itu, Museum Radio Lokananta yang berada di kompleks studio ini menyimpan berbagai koleksi unik, seperti piringan hitam, rekaman tradisional, dan dokumentasi siaran era kemerdekaan. Salah satu koleksi berharga yang dimiliki adalah rekaman asli lagu “Indonesia Raya” dan pidato proklamasi kemerdekaan oleh Presiden Soekarno. Museum ini menjadi destinasi edukatif bagi masyarakat yang ingin memahami sejarah musik dan penyiaran di Indonesia.